Sabtu, 17 Mei 2008
Antara Arabika dan Robusta
Asal-muasal kapan kopi dikenal manusia tidak jelas benar. Beberapa catatan sejarah menyebutkan, kopi mulai dilirik manusia pada abad ke-9. Waktu itu, para pengembala kambing di Etiopia, Afrika, melihat kambing mereka menjadi riang gembira seusai memakan dedaunan dan biji kopi. Begitulah asalnya, kopi memang paling dikenal sebagai zat yang membangkitakan kesegaran dan kebugaran manusia. Sejalan dengan waktu, kopi mulai menempati aneka strata dalam kehidupan manusia.
Kopi pernah dilarang di Turki pada abad ke-17 semasa kekuatan Ottoman untuk alasan politik. Kata coffee sendiri mulai dikenal di Inggris pada akhir abad ke-16, mungkin turunan dari kahveh dalam bahasa Turki atau qahweh dalam bahasa Arab. Leonhard Rauwolf, ilmuwan Jerman, pada tahun 1583 kembali ke Jerman setelah mengembara ke daerah Afrika dan Timur Tengah menuliskan deskripsi minuman kopi. Minuman hitam seperti tinta tetapi mujarab menyembuhkan beberapa penyakit terutama di perut. Ini dibuat dari seduhan biji yang disebut bunnu.
Indonesia adalah salah satu negara pengekspor kopi utama dunia bersama Brasil, Kolombia, Meksiko, dan India. Belakangan, Vietnam muncul sebagai raksasa pengekspor kopi bahkan duduk di peringkat kedua dibawah Brasil pada tahun 2005. Sedangkan lima negara terbesar dalam mengimpor kopi saat ini adalah AS, Jerman, Brasil, Jepang dan Prancis.
Secara umum kopi terbagi dalam dua jenis, yaitu kopi robusta (Coffee canephora) dan kopi arabika (Coffee Arabica). Robusta mengandung kafein dua kali lipat kandungan Arabika, tetapi kalah dengan aroma. Kopi robusta yang berasal dari pantai barat Afrika ini umumnya tumbuh di belahan bumi timur yang tropis. Ia adalah produk unggulan Brasil. Umumnya kopi robusta dianggap punya mutu di bawah arabika. Walau begitu, robusta mutu tinggi umumnya justru menjadi andalan minuman espresso (sejenis minuman kopi yang sangat pekat).
Keunggulan robusta terhadap arabika adalah kemudahan perawatannya dalam penanaman. Arabika tidak tahan cahaya matahari yang terlalu kuat, juga butuh biaya perawatan lebih tinggi. Kemudahan penanaman membuat Perancis mengenalkan robusta ke Vietnam pada akhir abad ke-19. Sejak itulah Vietnam terus tumbuh sebagai pengekspor robusta utama dunia.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar